Bab 7 : STRUKTUR PRODUKSI, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
1. Struktur Produksi
Gross Domestic Product (GDP) atau Produksi Domestik Bruto (PDB) adalah penghitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah (negara) secara geografis.
GDP artinya mengukur nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. GDP juga dapat digunakan untuk mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan beberapa perekonomian pada suatu saat. GDP digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan perekonomian sebuah negara. Namun demikian GDP seringkali dikritik karena tidak mencantumkan transaksi ekonomi pada level bawah .
Jika GDP (persentase) naik dibandingkan dengan data pada periode sebelumnya maka nilai mata uang negara yang bersangkutan cenderung mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena GDP menggambarkan nilai seluruh transaksi suatu negara secara umum. Jika siklus transaksi perekonomian stabil maka dapat dipastikan perekonomian akan berjalan dengan lancar. Sentimen positif ini dapat memicu kenaikan nilai mata uang lokal.
Manfaat GDP :
1) Dapat mengetahui dengan segera apakah perekonomian mengalami pertumbuhan atau tidak.
2) Menghitung perubahan harga.
Keterbatasan GDP :
1) Perhitungan GDB dan analisis kemakmuran.
2) Perhitungan dan masalah kesejahteraan.
3) GDB perkapita dan masalah produksi.
2. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional dapat dilihat dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan nilai produksi, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan pendapatan. Ketiga pendekatan itu akan menghasilkan jumlah pendapatan nasional yang sama besar. Karena ada tiga macam pendekatan dalam melihat pendapatan nasional, maka pendapatan nasional memiliki tiga arti.
Jadi, Pendapatan Nasional adalah :
1. Nilai semua barang dan jasa (output) yang dihasilkan suatu negara selama satu tahun.
2. Jumlah semua pengeluaran yang terjadi pada suatu negara untuk membeli barang dan jasa selama satu tahun.
3. Jumlah semua pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi sebagai balas jasa penggunaan faktor-faktor produksi pada suatu negara selama satu tahun.
Cara penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi ( GDP)
GDP (Gross Domestic Product atau disebut juga dengan Produksi Domestik Bruto (PDB) adalah pendapatan nasional yang nilainya dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh kegiatan produksi yang dilakukan oleh semua pelaku/sector ekonomi di wilayah Indonesia dalam kurun waktu tertentu.
Yang perlu diingat dalam perhitungan tersebut, jangan sampai terjadi perhitungan ganda (double counting) yang dapat menyebabkan pendapatan nasional (GDP) Indonesia tampak lebih besar. Salah satu akibatnya adalah, seolah-olah Negara Indonesia sudah cukup maju dan makmur, sehingga bantuan luar negeri akan dialihkan ke Negara yang lebih membutuhkan. Dengan demikian kita akan kehilangan kesempatan mendapatkan tambahan dana pembangunan, sedangkan kiya sesungguhnya masih sangat membutuhkannya.
Rumus PDB :
PDB = C + G + I + ( X - M )
Cara penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran (GNP)
GNP (Gross National Product) atau disebut juga dengan PNB (Produksi Nasional Bruto) adalah pendapatan nasional yang nilainya diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh semua pelaku/sektor ekonomi di Indonesia yang berwarga Negara Indonesia dalam kurun waktu tertentu. Cara memperoleh nilai GNP ini sangat berbeda dengan cara memperoleh GDP, jika GDP dibatasi oleh wilayah, maka GNP dibatasi oleh kewarganegaraan, karena konsep yang dipergunakan adalah konsep kewarganegaraan, artinya nilai pengeluaran tersebut dihitung dari pelaku ekonomi yang berwarganegara Indonesia saja.
Rumus PNB :
PNB = PDB + hasil faktor produksi milik domestik yang ada di luar negeri -
hasil output faktor produksi milik luar negeri yang ada di dalam
negeri
hasil output faktor produksi milik luar negeri yang ada di dalam
negeri
Cara penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan (NI)
NI (National Income) atau disebut juga dengan PN (Pendapatan Nasinal) adalah pendapatan nasional yang nilainya di dapat dengan cara menjumlahkan semua hasil/pendapatan yang diperoleh semua pelaku/sektor ekonomi di Indonesia dalam kurun waktu tertentu. Nilai NI inilah yang tampaknya oleh kalangan akademisi dinotasikan dengan Y.
Rumus PN :
PN = Pendapatan Nasional Neto - Pajak Tidak Langsung + Subsidi
Pendapatan nasional yang siap dibelanjakan ( Y disposible)
Yang dimaksud dengan pendapatan nasional (Y) disposible adalah pendapatan nasional yang telah siap untuk dibelanjakan. Nilai Y disposible ini berasal dari NI (National Income) setelah ditambah dengan pengeluaran pemerintah berupa transfer/subsidi dan kemudian dikurangi dengan pajak langsung yang ditetapkan pemerintah. Jika ditulis dalam formula, nilainya diperoleh dari :
Y disposable = NI + Tr – Tx langsung
Ket : Tr = Goverment Tranfer, subsidi pemerintah
Tx = Pajak langsung
Y pribadi
Pendapatan nasional peribadi adalah pendapatan nasional disposable yang telahdikurangi dengan pajak pribadi, dihitung dengan formula :
Yp = Yd – Tx pribadi
Ket : Yp = Pendapatan nasional pribadi
Yd = Pendapatan nasional disposable
Pendapatan Nasional Per Kapita
Pendapatan per kapita/tahun biasanya digunakan sebagai salah satu indikator akhir dalam melihat kemajuan pertumbuhan perekonomian suatu Negara. Pendekatan per kapita ini diperoleh dengan membagi pendapatan nasional (GNP atau GDP) dengan jumlah penduduk di suatu Negara (Indonesia).
Sumber : ELEARNING
Sumber : ELEARNING
Komentar
Posting Komentar