Bab 13 : Masalah Pokok Perekonomian Indonesia
1.
Pengangguran
Penganguran
adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15
sampai 64 tahun) yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan, dan
belum mendapatkan pekerjaan. Pengangguran
akan menyebabkan perekonomian berada di bawah kapasitas penuh, suatu kapasitas
yang diharapkan. Pengangguran juga akan menyebabkan beban angkatan kerja yang
benar-benar produktif menjadi semakin berat, disamping secara sosial
pengangguran akan menimbulkan kecenderungan masalah-masalah kriminalitas dan
masalah sosial lainnya.
Adapun
jenis-jenis pengangguran diantaranya, adalah :
Pengangguran friksionil, yakni pengangguran
yang terjadi karena seseorang memilih menganggur sambil menunggu pekerjaan yang
lebih baik, yang memberikan fasilitas dan keadaan yang lebih baik.
Pengangguran struktural, yakni pengangguran
yang terjadi karena seseorang diberhentikan oleh perusahaan, karena kondidi
perusahaan yang sedang mengalami kemunduran usaha, sehingga terpaksa mengurangi
tenaga kerja.
Pengangguran teknologi, yakni pengangguran
yang terjadi karena mulai digunakannya teknologi yang menggantikan tenaga
manusia. Seringkali pengangguran ini terjadi karena kemampuan dan keahlian
pekerja yang tidak bisa menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Pengangguran siklikal, yakni pengangguran
yang terjadi karena terjadinya pengurangan tenaga kerja yang secara menyeluruh,
dikarenakan kemunduran dan resesi ekonomi. Sehingga ini mirip dengan
pengangguran struktural, hanya pada pengangguran jenis ini, kejadiannya adalah
lebih meluas dan menyeluruh.
Pengangguran musiman, yakni pengangguran yang terjadinya dipengaruhi
oleh musim. Jenis pengangguran ini sering terjadi pada sektor pertanian.
Pengangguran tidak kentara, yakni pengagguran yang secara fisik dan sepintas
tidak kelihatan, namun secara ekonomi dapat dibuktikan bahwa seseorang tersebut
sesungguhnya menganggur.
1.
Inflasi
Inflasi adalah
suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar
yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan
inflasi.
Jika dilihat dari parah tidaknya, atau besar
kecilnya inflasi yang muncul, inflasi dapat dibagi dalam :
Inflasi
Ringan 0%
s/d 10%
Inflasi Sedang 10%
s/d 30%
Inflasi Berat 30%
s/d 100%
Hyperinflasi >
100%
Perekonomian Indonesia sendiri pernah mengalami
keempat istilah tersebut. Jika dilihat dari sebab-sebab kemunculannya
dibagi dalam :
Inflas Karena
Naiknya Permintaan
Yakni,
Inflasi yang terjadi karena adanya gejala naiknya permintaan secara umum, sehingga
sesuai dengan hukum permintaan, maka hargapun secara umum akan cenderung naik.
Inflasi
Karena Naiknya Biaya Produksi
Yakni,
Inflasi yang terjadi jika kecenderungan naiknya harga lebih diakibatkan karena
naiknya biaya produksi, seperti naiknya upah tenaga kerja, naiknya harga bahan
baku dan penolong, serta sejenisnya. Jika ini yang terjadi akibatnya adalah
lebih buruk dari inflasi yang disebabkan karena naiknya permintaan masyarakat.
Inflasi yang
berasal dari Dalam Negeri
Yakni,
Inflasi yang terjadi dikarenakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam negeri, seperti peredaran uang di dalam
negeri yang terlalu banyak. Peredaran
uang yang terlalu banyak akan menyebabkan kepercayaan masyarakat kepada uang menjadi berkurang (karena mendapatkan
uang relatif mudah), dengan kata lain
jumlah uang yang beredar lebih banyak dari yang dibutuhkan. Sehingga jika hasil produksi tidak meningkat maka
orang lebih menghargai barang dari pada
uang, sehingga kalau barang tersebut dijual,tentulah
dengan harga yang tinggi. Jika semua komoditi mengalami demikian, maka muncullah inflasi.
Inflasi yang
berasal dari Luar Negeri
Inflasi
yang terjadi di negara lain seringkali merembet ke negara Indonesia. Proses terjadinya diawali dengan
masuknya komoditi impor yang telah terkena
inflasi (harga naik) di negara asalnya. Sehingga komoditi impor tersebut menjualnya dengan harga yang
mahal juga. Jika kemudian komoditi tersebut
Kita olah sebagai bahan baku untuk sebuah produk, maka tentu harga produk tersebut akan menjadi mahal. Dengan demikian,
semakin banyak Kita mengimpor
komoditi-komoditi yang terkena inflasi di negara asalnya, maka semakin terbuka kemungkinan
terjadinya inflasi di Indonesia.
Sumber :
hei kawan, karena kita ini mahasiswa gundar, tolong ya blognya di kasih link UG, seperti
BalasHapus- www.gunadarma.ac.id
- www.studentsite.gunadarma.ac.id dan lain lain
karna link link tersebut mempengaruhui kriteria penilaian mata kuliah soft skill
Selain itu, Yuk kita ikut lomba 10 kategori lomba khusus bagi mahasiswa Universitas Gunadarma. Edisi
Desember2012 ini diperuntukan bagi mahasiswa S1 dan D3. Tersedia 100 pemenang, atau 10 pemenang
untuk setiap kategori. link
http://studentsite.gunadarma.ac.id/news/news.php?stateid=shownews&idn=755
oh iya, kalian nggak mau ketinggalan kan untuk update terhadap berita studentsite dan baak , maka dari itu, yuk pasang RSS di Studentsite kalian.. untuk info lebih lanjut bagaimana cara memasang RSS , silahkan kunjungi link ini
http://hanum.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.5
makasi :)
@deliverdee
woke..
Hapusmakasih buat infonya kaka :)