YUAN AKAN JADI MATA UANG LIKUID SERTA AKAN KALAHKAN DOLAR DAN YEN DUA TAHUN LAGI

            Mata uang Cina, yuan atau yang dikenal juga dengan renminbi diperkirakan akan menjadi salah satu mata uang paling likuid di dunia. Saat ini, mata uang yang likuid atau cair adalah dolar AS. Disusul euro, franc, yen dan poundsterling. Mata uang tersebut diperdagangkan di luar negaranya.
            Saat ini sudah mulai dirintis trading swap dan pembiayaan perdagangan dengan renminbi. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Difi Johansyah mengatakan, bilateral swap agreement yang dilakukan antara Cina dan Indonesia tidak menggunakan dolar AS seperti yang dilakukan Indonesia dengan negara lainnya. 
            Swap antara Indonesia dan Cina menggunakan yuan dan rupiah. "Bank-bank kita juga akan memfasilitasi perdagangan dengan yuan," ujar Difi di Bandung, Sabtu (6/12). 
            Indonesia juga akan mendapatkan dampak positif jika yuan jadi mata uang internasional. Hal itu akan memudahkan pembayaran karena Cina adalah mitra dagang kedua terbesar bagi Indonesia. Penggunaan yuan akan menekan biaya dana atau cost. 
            "Kalau kita beli barang dari Cina pake dolar AS, berarti dari rupiah ditukar ke dolar AS. Dolar AS ditukar ke yuan. Transaction cost-nya berapa?," ujar Difi.
            "Ini terbantu pengguna. Kemungkinan rugi karena pengurangan sekian margin ketika ditukar semakin kecil," pungkasnya

            Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Difi A Johansyah mengungkapkan dalam beberapa tahun ke depan, diperkirakan mata uang negeri China, Yuan akan menjadi salah satu mata uang terkuat dalam pasar keuangan global.
            "Dua tahun lagi akan ada pendatang baru yaitu Yuan China. Selama ini kan yang ada dolar, yen, euro, swiss franc dan poundsterling. Yuan nanti akan masuk dalam daftar hard currency," tutur Difi ketika ditemui di Bandung, Sabtu (7/11/2013).
            "Lihat saja, kemarin bilateral swap dengan China itu, mata uangna tetap Yuan, bukan dolar. Ini menunjukan China ingin menguatkan mata uangnya di pasar," ujarnya.
            Difi juga mengungkapkan, langkah Negeri Tirai Bambu itu dalam memperkuat mata uangnya terlihat dari beberapa kebijakan internasionalnya. Menurutnya, mata uang yang kuat di pasar global akan sangat membantu proses transaksi pengguna mata uang.
Sumber : REPUBLIKA
                 OKEZONE.COM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSOK KETUA KPK

MENGENAL TENTANG BPK

MEREKA ITU SEPERTI NANO-NANO