Bab 1 : Sistem Perekonomian Indonesia
1. Arti Sistem
Istilah “sistem” berasal dari kata “systema” (bahasa Yunani), yang dapat diartikan sebagai: keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Definisi sistem adalah seperangkat komponen, yang saling berhubungan satu samalain, yang memiliki batas yang menseleksi baik macamnya maupun banyaknya input yang masuk dan output yang keluar dari sistem tersebut.
2. Perkembangan Sistem Perekonomian
# Sistem Perekonomian Pasar (liberal/kapitalis)
Dengan bekerjanya system ini adalah adanya kegiatan ‘invisible hand’ atau tangan-tangan yang tidak kelihatan yang dicetuskan oleh ahli ekonomi Adam Smith. Dasar ini berasal dari paham kebebasan. Paham kebebasan sejalan dengan pandangan ekonomi kaum klasik, dimana mereka menganut paham ‘Laissez faire’, yang menghendaki kebebasan melakukan kegiatan ekonom dengan seminim mungkin campur tangan pemerintah.
Kaum klasik berpendapat seperti itu, karena mereka menganggap bahwa keseimbangan ekonomi/pasar akan tercipta dengan sendirinya. Mekanisme pasarlah yang akan mengaturnya, kekuatan pemerintah penawaran-lah yang akan mewujudkannya. Dasar pemikiran kaum klasik tersebut adalah :
1. Hukum ‘SAY’, yang menyatakan bahwa setiap komoditi yang diproduksi, tentulah ada yang membutuhkannya.Dengan hukum ini para pengusaha/produsen tidak perlu khawatir bahwa barang dagangannya akan sisa, karena berapapun yang diproduksi tentu akan digunakan oleh masyarakat.
2. Harga setiap komoditi itu bersifat fleksibel. Dengan demikian keseimbangan akan selalu terjadi. Kalaupun terjadi ketidakseimbangan pasar (kekurangan atau kelebihan komoditi) itu hanya bersifat sementara, karena untuk selanjutnya keadaan tersebut akan kembali dalam kondisi seimbang (equilibrium).
Menurut kaum klasik, tugas pemerintah adalah mengelola kegiatan yang tidak efisien jika ditangani oleh pihak swasta.
Dengan terjadinya resesi dunia sekitar tahun 1930-an, kejayaan system ini seakan-akan berakhir. Dari kejadian itulah kemudian muncul pandangan-pandangan untuk memperbaiki system ini. Diantara para ahli yang cukup terkenal dan hingga sampai saat ini pandangannya masih relefan adalah J. M. Keynes, yang berpendapat bahwa Negara yang merupakan suatu kekuatan diluar system liberalis ini haruslah ikut campur tangan dalam kegiatan ekonomi agar pekerjaan selalu tersedia bagi semua warganya.
Secara umum karakteristik Sistem Ekonomi Liberal/kapitalis, yaitu :
· Faktor-faktor produksi (tanah, modal, tenaga kerja, kewirausahawan) dimiliki dan dikuasai oleh pihak swasta
· Pengambilan keputusan ekonomi bersifat desentralisasi, diserahkan kepada pemilik faktor produksi dan akan dikoordinir oleh mekanisme pasar yang berlaku
· Rangsangan insentif atau umpan balik yang diberikan dalam bentuk utama materi sebagai sarana memotivasi para pelaku ekonomi
· Proses bekerjanya system liberal/kapitalis ini dapat dilihat pada gambar berikut :
# Sistem Perekonomian Perencanaan
(Etatisme/Sosialis)
Pencetus ide mengenai sistem ekonomi etatisme adalah Karl Max, yang diilhami dengan penderitaan kaum buruh yang terjadi saat itu, sebagai ulah para kaum kapitalis. Dalam sistem ini praktis kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur dibawah kendali Negara. Sistem ini dapat kita lihat pada Negara yang menganut paham komunisme, seperti Uni Soviet. Tahap-tahap ide etatisme/komunisme yang sempat muncul adalah :
Pertama, tahap dimana prinsip ekonominya adalah ‘setiap orang member (kepada masyarakat) menurut kemampuannya dan setiap orang menerima sesuai dengan karyanya.
Tahap tersebut berkembang menjadi ‘setiap orang member sesuai dengan kemampuannya, dan setiap orang menerima menurut kebutuhannya’ dengan kata lain ‘distribusi menurut kebutuhannya’ (Suroso, 1993).
Sistem Sosialis sendiri terdiri dari :
Sistem Sosialis Pasar, dengan karakteristik :
· Faktor-faktor produksi dimiliki dan dikuasai oleh pihak Pemerintah/Negara
· Pengambilan keputusan ekonomi bersifat desentralisasi dengan koordinasi oleh pasar
· Rangsangan dan insentif diberiakn berupa material dan moral, sebagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonomi
Sistem Sosialis Terencana (komunis), dengan karakteristik :
· Faktor-faktor produksi dimiliki dan dikuasai oleh pihak Pemerintah/Negara
· Pengambilan keputusan ekonomi bersifat sentralisasi dengan dikoordinasi secara terencana
· Rangsangan dan insentif diberikan berupa material dan moral, sebagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonomi
Dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat dan tuntutan perekonomian internasional, tampaknya sistm sosialis terencana ini mulai ditinggalkan oleh penganutnya. Salah satu contoh adalah yang diawali oleh Presiden Rusia, Gorbachev dengan tindakan pembaharuannya. Dan akhir-akhir ini dengan mulai pecahnya Negara-negara berpaham komunis, yang didalam perekonomiannya cenderungnya bersistem sosialis.
# Sistem Ekonomi Campuran
Sistem Ekonomi campuran adalah kombinasi ‘logis’ dari ketidak-sempurnaan kedua sistem ekonomi di atas (liberalism dan etatisme). Selain resesi dunia tahun 1930-an telah menjadi bukti ketidak-sanggupan system liberalis, langkah Gorbachev dan bubarnya kelompok Negara-negara komunis, menjadi bukti pula kerapuhan sistem etatisme.
Sistem campuran mencoba mengkombinasikan kebaikan dari kedua sistem tersebut, diantaranya menyarankan perlunya campur tangan Pemerintah secara aktif dalam kebebasan pihak swasta dalam melaksanakan kegiatan ekonominya. Dengan keinginan seperti ini, banyak Negara kemudian memilih sistem ekonomi campuran ini.
Karakteristik sistem ekonomi campuran adalah sebagai berikut:
· Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
· Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetap-kan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
· Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang dalam kegiatan ekonomi.
· Peran pemerintah ialah membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, mo-neter, membantudan mengawasi kegiatan sektor swasta.
· Sistem ini bervariasi antara negara yang satu dengan yang lainnya, tergantung situasi perekonomian negara yang bersangkutan.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar