TUGAS SOFTSKILL 4 "ETIKA PROFESI AKUNTANSI"
Moral dan Etika Dalam Bisnis
1. Moral Dalam Bisnis
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan
agama dan kebudayaan. Dalam kehidupan
sehari – hari, moral moral digunakan sebagai alat untuk mendorong melakuka
kebaikan dalam berprilaku. Begitu juga
halnya dalam dunia bisnis. Sebagai bagian dari aktifitas , tentunya moral
sangat dibutuhkan dalam berbisnis. Moral
yang baik dalam berbisnis tentunya juga akan memberikan dampak yang baik untuk
perkembangan bisnis tersebut serta dapat
menjalin relasi yang baik juga. Moral lahir dari orang yang memiliki dan
mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam
melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang
mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam
melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan
bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh
pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan
ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Aplikasi moral dalam kehidupan sehari – hari misalnya
adalah kejujuran. Apabila sebuah bisnis dilandasi dengan kejujuran dalam setiap
transaksi dan pengambilan keputusan,maka akan memberikan kepuasan bagi kedua
pihak yang saling terkait.
2. Etika Dalam Bisnis
Etika digunakan sebagai rambu –
rambu atau patokan berprilaku. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu
mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang
seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok
masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu
tindakan yang terpuji yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di
dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam
kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Jika ada pihak terkait
yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa
yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan.
Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin
adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang
bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun
dalam perekonomian. Kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan
menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh
kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Oleh sebab itu untuk menghasilkan suatu etika didalam
berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain
tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan
yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
Ada tiga sasaran dan ruang lingkup
pokok etika bisnis, antara lain :
Pertama, etika bisnis sebagai etika profesi
membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah yang terkait dengan praktek
bisnis yang baik dan etis.
Kedua, menyadarkan masyarakat, khususnya
konsumen, buruh, atau karyawan dan masyarakatluas pemilik aset umum semacam
lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar
oleh praktik bisnis siapapun juga. Fungsinya jelas yaitu untuk menggugah
masyarakat bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik
demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut.
Ketiga, etika bisnis juga berbicara
mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek
bisnis.
Perkembangan
dalam etika bisnis menurut Bertens (2000) :
1. Situasi Dahulu
Pada awal
sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki
bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan
membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2.
Masa Peralihan: tahun 1960-an
Ditandai
pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi
mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan).
1970-an :Etika Bisnis lahir di Amerika
Serikat
1980-an : Etika Bisnis lahir di Eropa
1990-an : Etika Bisnis menjadi Fenomena Global
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam upaya menciptakan etika bisnis
:
1.
Pengendalian diri
Para pelaku bisniis dapat
mengontrol diri masing – masing sertatidak memperoleh apapun dari
siapapun dan dalam bentuk apapun.
2.
Pengembangan tanggung jawab
sosial.
Pelaku bisnis tidak hanya
memberikan perhatian kepada masyarakat dalam bentuk uang, tetapi diharapkan
mampu berbaur langsung dengan masyarakat.
3.
Mempertahankan jati diri
Mempertahankan budaya yang
dimiliki agar tidak terbawa arus oleh perkembangan teknologi yang pesat.
4.
Menciptakan persaingan yang sehat
Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam
bisnis.
5.
Menerapkan Konsep “Pembangunan
Berkelanjutan”
Pelaku bisnis tidak memikirkan keuntungan hanya pada
saat sekarang, tetapi bagaimana dengan
keadaan dimasa mendatang. Konsep ini menuntut pelaku bisnis untuk tidak
mengekploitas lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa
mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang
merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6.
Menghindari Sifat 5K(Katabelence,
Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Koneksi)
Menghindari semua tindakan curang yang dapat
mencemarkan nama baik bangsa baik berupa korupsi, manipulasi, katabelence,
kongkalikong, koneksi, kolusi, serta komisi.
7.
Mampu Menyatakan yang Benar itu
Benar
Pelaku bisnis dituntut untuk bertindak tegas serta
jujur dalam kegiatan bisnis misalnya dapal hal memberikan kredit. Pihak yang
tidak memenuhi standar kredit diharapkan agar tidak diberikan kredit tanpa
terpengaruh oleh hal – hal penipuan apapun.
Membumikan Etika Bisnis Di
Perusahaan
Etika pada dasarnya membahas sesuatu yang dianggap
baik – buruk, atau benar- salah. Etika perusahaan menyangkut hubungan
perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya (misalnya
dengan perusahaan lain atau masyarakat setempat), etika kerja terkait antara
perusahaan dengan karyawannya, dan etika perorangan mengatur hubungan antar
karyawan. Perilaku yang etis dalam perusahaan akan menimbulkan sikap saling
percaya terhadap sesama pelaku bisnis serta akan mencegah pelanggan, pegawai
dan pemasok bertindak oportunis, serta tumbuhnya saling percaya.
Kebijakan perusahaan untuk memberikan perhatian serius
pada etika perusahaan akan memberikan citra bahwa manajemen mendukung perilaku
etis dalam perusahaan. Kebijakan perusahaan biasanya secara formal
didokumentasikan dalam bentuk Kode Etik (Code of Conduct
Terdapat tiga faktor utama yang memungkinkan
terciptanya iklim etika dalam perusahaan.:
Pertama, terciptanya budaya perusahaan
secara baik.
Kedua, terbangunnya suatu kondisi
organisasi berdasarkan saling percaya (trust-based organization).
Dan ketiga, terbentuknya manajemen hubungan antar
pegawai (employee relationship management).
Selain perencanaan strategis yang baik serta sistem
perusahaan yang transparan, hal pendukung yang dibutuhkan untuk membangun
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,diperlukan suatu
landasan yang kokoh pula. Langkah yang dapat ditempuh adalah penerapan etika
perusahaan yangdilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikin
tidak hanya cita – cita bisnis yang bernilai tinggi saja yang dapat
dilaksanakan, tetapi bisnis dengan nilai – nilai etika yang tinggi juga dapat
tercapai, sehingga menimbulkan sikap saling percaya dan salling menghargai
antar sesama pelaku bisnis baik antara pihak internal perusahaan dengan pihak
eksternal,atasan dengan karyawan, maupun karyawan dengan karyawan.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar