Agar Etos Kerja Senantiasa Terjaga

Menjaga etos kerja tinggi dalam setiap pekerjaan memang bukan urusan gampang. Walau kita telah memahami pentingnya etos kerja. Namun, dalam praktiknya, kerapkali kita kehilangan etos dalam bekerja. Tanpa disadari, kita sering terjebak di dalam kebekuan kerja. Produktifitas yang rendah, kejenuhan, kerja asal-asalan dan bermalas-malasria. 

Sebelum membahs lebih jauhtentang etos kerja. Kita harus tahu apa itu Etos Kerja.
"Etos berasal dari bahasa yunani ethos yakni karakter, cara hidup, kebiasaan seseorang, motivasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan dunia mereka. Dengan kata lain etos adalah aspek evaluatif sebagai sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang direfleksikan dalam kehidupannya" (Khasanah, 2004:8).
 Agar kita dapat menjaga etos dalam setiap pekerjaan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagaimana dituturkan oleh Syafruddin Anhar,MM., konsultan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), yakni :
            Pertama, sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, mulailah dengan bacaan basmallah dan niatkan sebagai ibadah kepada ALLAH SWT. Karena sebagai ibadah maka harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
            Kedua, hindari lingkungan yang melibatkan etos kerja kita menghilang. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kualitas kerja kita, Lingkungan yang penuh dengan “manusia pengrumpi”, cepat atau lambat akan menarik kita untuk ikut-ikutan suka ngerumpi.
Sedangkan Jansen H. Sinamo, pelatih work-ethos dari Institut Dharma Mahardika Jakarta, memberikan panduan agar motivasi kerja terkait dengan etos senantiasa terjaga, “Ada dua aturan sederhana supaya kita bisa antusias pada pekerjaan” tuturnya.
            Aturan Pertama, mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat. Dengan begitu pekerjaan akan terasa sebagai kegiatan yang menyenangkan.
            Aturan Kedua, kita harus belajar mencintai pekerjaan. Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Jika kita tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya memperoleh “5-ng”: ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel.
“Dalam hidup, kadang kita harus melakukan banyak hal yang kita tidak sukai. Tapi kita tidak punya pilihan lain”, terang Jansen H. Sinamo.
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Johann Wolfgang Von Goethe, seorang filsuf berkebangsaan Jerman, “It’s not doing the thing we like, but liking the thing we to do that make life happy”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSOK KETUA KPK

MENGENAL TENTANG BPK

MEREKA ITU SEPERTI NANO-NANO